Loading

Sebelumnya Baca Juga Tulisan Bocah Mbelis Yang Ini :

Yang Banyak Di Baca Pada Blog Bocah Mbelis Ini :

Bocah Mbelis » , » WAYANG CLIMEN

WAYANG CLIMEN

WAYANG CLIMEN : Sebagai Media Komunikasi Pesan Moral pada Masyarakat.

Cukup unik memang sebuah pergelaran wayang kulit yang disuguhkan Ki Jlitheng Suparman di Balai Soedjatmoko, Solo, Minggu (8/8) malam. Berlatar belakang pendidikan seni wayang purwa, Ki Jlitheng kembali mengguncang dunia pewayangan melalui eksperimen terbarunya yakni Wayang Climen atau wayang sederhana.


Meskipun nyaris menyerupai wayang klasik pada umumnya, pada Wayang Climen ada beberapa komponen yang berbeda di area panggung yang cukup mengganggu mata.
Bentuk pakeliran misalnya, ukuran mini dan warna merah putih di bagian tepi kain menjadi sorotan. Bahkan anehnya lagi kostum yang dikenakan sang dalang, tak seperti dalang pada umumnya yang lengkap mengenakan busana adat Jawa. Ki Jlitheng sendiri hanya memakai pakaian serba hitam dengan ikat kepala layaknya sosok Rambo.

Pada pertunjukan Wayang Climen malam itu membawakan lakon Widarakandhang, yang menceritakan sebuah desa tempat persembunyian tiga putra dari Prabu Basudewa yakni Kresna, Balarama dan Bratajaya dari ancaman Kangsadewa. Selain mengilustrasikan kondisi genting waktu itu, Ki Jlitheng mencoba memasukkan isu-isu hangat kekinian melalui tokoh wayang Bagong, Gareng, dan Ki Demang.
“Sebenarnya konsep awal Wayang Climen berangkat dari kurang komunikatifnya cerita pergelaran wayang klasik yang sering dipertontonkan kepada masyarakat. Dari situ saya menerjemahkannya melalui wayang ini,” ungkap Ki Jlitheng.

Menurut dia, sah-sah saja ketika seseorang menelurkan sebuah karya seni berdasarkan kepekaan menangkap polemik bangsa yang sedang terjadi. Meskipun jika di kemudian hari ada risiko yang mengancam, Ki Jlitheng mengaku siap menanggungnya.
Mengiringi pergelaran Wayang Climen selama 2 jam, tabuhan gending nyentrik seperti srepeg goreng kacang, srepeg empatlima, srepeg munggah mudun, dikemas oleh para pengrawit Danis Sugiyanto, Yayat Suheryatna, Heri Purwanto, Risnandar, Kris Bodong, Agus Pras, Gendut serta seorang pesinden Nanik Dwi Widyaningrum. (bns)

(Sumber : Harian JOGLOSEMAR)
WAYANG CLIMEN Sebagai Media Komunikasi Pesan Moral pada Masyarakat

Baca Juga Yang Ini:

1 komentar:

KHINTANY SHOP ELEKTRONIK mengatakan...

PROMO HARGA SPESIAL TERBARU 2015 BERBAGAI MACAN MEREK HENDPHONE
SAMSUNG>BLACKBERRYNOKIA>ASUS>LENOVO>ADVAN>SMARTFREN>OPPO>ACER>TOSHIBA>NIKON>DELL>CANON>XIOMI>DLL TERPERCAYA>100% BEBAS RESIKO BEBAS PENIPUAN (Info Pemesanan)CALL/SMS:085757299675>PIN BBM: (24C4A399)
WEB>WWW.NABILA-SAIRA-SHOP.BLOGSPOT.COM

Posting Komentar

Posting Terakhir :

Post Kota Ngawi :

 

Bocah Mbelis Paking Design by Oca © 2012

Bocah Mbelis Dolalak (Tarian Khas Purworejo)<a href='http://bocah-mbelis.blogspot.com/2012/04/dolalak-tarian-khas-purworejo.html'></a>