Litbang Kompas, dalam seminar nasional dengan tema "Indonesia untuk Demokrasi",mengatakan bahwa kaum kapitalis berusaha mengumpulkan kapital dari usaha keras membangun pabrik dan menciptakan mesin-mesin baru untuk mengolah hasil alam yang dihasilkan oleh petani. Tapi pada masa ORBA, yang terus dilanjutkan sampai sekarang, Indonesia menggunakan sistem kapital yang bertolak dari kekuasaan, koneksi, fasilitas
Bukan dari keringatnya sendiri. Yoshihara Kunio memasukan kaum kapitalis Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara sebagai pemburu rente (rentseekers), yaitu kaum kapitalis yang memberikan keuntungan pads pemerintah dan sebagai imbalannya pemerintah memberikan sumber daya alam, proteksi atau memberi wewenang untuk jenis kegiatan tertentu yang diatur oleh pemerintah. Di Malaysia mereka disebut "kapitalis konco" atau crony capitalis dan di Muangthai mereka disebut kapitalis birokrat.
Sejak jatuhnya ORBA akibat gerakan rakyat yang dikenal reformasi, Indonesia telah melakukan pergantian beberapa kali presiden. Tapi gaya dan model-model ORBA yang sudah tertanam puluhan tahun tampaknya tidak mampu dihilangkan atau direformasi. Hal ini disebabkan partai yang paling berkuasa dijaman ORBA masih sangat kuat.
Orang-orang jaman ORBA masih mempunyai pengaruh dimana-mans. Para anggota dewan meski dipilih secara langsung oleh rakyat tapi tetap tidak mampu menjadi pelindung rakyat, sebab dalam pemilihan anggota dewan atau pemimpin daerah sampai pusat terjadi permainan uang yang cukup besar, sehingga mereka pun menggunakan jabatannya sebagai cara untuk mendapatkan uangnya kembali yang dibelanjakan pada saat pemilihan. Melihat situasi Indonesia yang demikian, maka saya ragu untuk mengatakan bahwa pemerintah dapat melindungi rakyatnya dari arus globalisasi.
0 komentar:
Posting Komentar