Elemen Perlawanan Kapitalisme Global

Kita tidak dapat bergantung dan berharap pada para pejabat pemerintahan. Seperti yang telah saya katakan bahwa pemerintahan saat ini masih terbawa model ORBA yang tidak berpihak pada rakyat dan hanya berusaha membangun bisnis bagi diri sendiri, keluarga dan kroni-kroninya.

Kita dapat melihat kebijakan-kebijakan atau perilaku pejabat yang sangat memprihatinkan.

Pembangunan gedung DPR yang menelan biaya 1,8 trilyun rupiah dimana setiap anggota memiliki ruang seharga 1,2 milyard rupiah. Kompas.com 23 September 2010 mengutip LSM Fitra vang mengkritik tentang furnitur di rumah dinas presiden seharga 42 milyard rupiah. Kasus Lapindo yang sangat merugikan masyarakat dan pemerintah melalui wakil presiden menvatakan bahwa lumpur Lapindo merupakan bencana alam akibat gempa yang melanda Jogjakarta. Masih banyak lagi kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat. Pemerintah pun tampaknya diam saja ketika negara dieksploitasi oleh asing sedemikian rupa. Freeport adalah tambang emas terbesar di dunia, tapi masyarakat Papua tetap miskin dan tak terdidik. Mereka mampu menyumbangkan dana yang sangat besar ke pundi-pundi Freeport tapi bagi mereka sendiri tidak mendapatkan apa-apa.

Oleh kareha itu perlu menghidupkan kembali serikat-serikat buruh, petani, nelayan, aktivis, mahasiswa dan pars akademisi yang berusaha membendung dan menolak globalisasi. Mereka jangan lagi dianggap sebagai perusuh atau pelaku subversif seperti pada jaman ORBA tapi mereka dilihat sebagai mitra yang sejajar. Pemerintah juga perlu menciptakan iklim demokrasi, sehingga setiap masyarakat dapat terlibat dalam menentukan perjalanan bangsa dengan memilih wakil-wakil yang berpihak pada rakyat bukan selebritis yang penuh glamour, menentukan kebijakan-kebijakan yang menyangkut kepentingan bersama dan melakukan transparansi kebijakan-kebijakan yang diputuskan.

LSM-LSM pun perlu mulai mengadakan pendidikan masyarakat, bukan hanya sekedar membantu pengembangan ekonomi melainkan pendidikan tentang moral, nilai, budaya, sejarah bangsa dan sebagainya sehingga mereka dapat mengkritisi segala kebijakan pemerintah. Mengkritisi apa yang sedang terjadi dan terlebih megkritisi diri sendiri agar tidak mudah terbawa arus globalisasi. Civil society harus sungguh mampu menjadi penyambung lidah masyarakat yang sering kali dibisukan dan powerless. Civil society harusnya mampu menjadi suara rakyat terhadap penguasa.

Pada jaman ini tidak bisa sebuah civil society berjuang sendiri, maka perlu membuka jaringan dengan masyarakat luas. Orang mempunyai wawasan yang luas sehingga mampu menjalin hubungan dengan serikat-serikat lain di seluruh dunia. Marx dan Engels yakin bahwa kaum buruh akan dapat memenangkan pertarungan bila mereka membangun jaringan internasional yang mandiri. Selain itu perlu penyadaran pada masyarakat agar bangga dengan diri sendiri, sehingga tidak mudah terbawa arus kebudayaan asing yang diusung oleh swalayan melalui media.

Baca Juga Yang Ini: