Loading

Sebelumnya Baca Juga Tulisan Bocah Mbelis Yang Ini :

Yang Banyak Di Baca Pada Blog Bocah Mbelis Ini :

Bocah Mbelis » , » Melawan Globalisasi Di Indonesia

Melawan Globalisasi Di Indonesia

Globalisasi sudah terbukti menyengsarakan banyak orang. Giddens memberikan alternatif yang disebut jalan ketiga. Dia berpendapat bahwa kaum kanan pro pemerintah dan yakin bahwa pemerintah adalah jawaban dari masalah ekonomi.
Mereka menuding masalah kemiskinan
yang berdampak pada penurunan kualitas manusia, munculnya banyak kejahatan, krisis solidaritas, dan banyaknya keluarga pecah tidak terkait dengan ekonomi global yang menjadi tudingan kaum kiri. Sebaliknya kaum kiri menentang pemerintah yang dianggap musuh, sebab melanggengkan penindasan dari kaum kapitalis. Maka Giddens memberi alternatif yang disebutnya jalan ketiga dengan memperhatikan beberapa langkah yaitu :

  1. Pembaharuan masyarakat madani.
  2. Kemitraan antara pemerintah dan masyarakat madani.
  3. Pembaharuan komunitas dengan meningkatkan prakarsa lokal.
  4. Keterlibatan sekor ketiga.
  5. Perlindungan ruang publik lokal.
  6. Pencegahan kejahatan dengan basis komunitas.
  7. Keluarga demokratis.

James Petras, sosiolog dari AS mempunyai pendapat yang berbeda. Menurut dia globalisasi sudah muncul sejak abad XV ketika negara-negara imperialis mulai mengeksploitasi negara-negara jajahan dan menyedot kekayaan negara jajahan ke negaranya. Pada jaman kita dijajah Belanda dulu globalisasi dapat diwakili oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yaitu perusahaan dagang Hindia Belanda yang memonopoli perdagangan dan penjarahan hasil bumi negara kita untuk dijual ke Eropa. Pada jaman ini lembaga semacam VOC berkembang menjadi MNC.
Tapi bagi Petras, menguatnya globalisasi bukan disebabkan, perkembangan teknologi melainkan akibat melemahnya kaum kiri. Pada tahun 1970 an serikat-serikat buruh banyak ditindas dan dibubarkan oleh pemerintah misalnya Chili, Indonesia, Argentina, Brasil dan sebagainya. Globalisasi adalah pertarungan antar kelas. Sejak ditekannya kaum kiri, maka kapitalisme semakin menguat, sebab tidak mempunyai lawan yang seimbang. Di Indonesia sendiri kaum kiri sejak tahun 1965 sudah dibungkam.

ORBA dengan segala cara menanamkan melalui pendidikan sejak dini untuk membenci kaum kiri. Menekan orang-orang yang dianggap berpandangan kiri. Pemberangusan buku-buku yang berbicara soal sosialis. Bahkan membangun image bahwa kiri berlawanan dengan agama. Kiri adalah komunis yang atheis, temannya setan maka harus disingkirkan. ORBA dapat dikatakan berhasil menciptakan "phobia kiri". Akibatnya kapitalisme, yang menurut Yoshihara, kapitalisme kroni dan birokrat berkembang pesat. Keluarga presiden menguasai banyak bidang ekonomi dan kekuasaan demikian pula orang-orang dekatnya atau kroni­kroninya.
Ide Petras membangkitkan kaum kiri, yang ditolak oleh Giddens, tampaknya memang menarik untuk dipikirkan.

Dengan bangkitnya kaum kiri maka kaum kapitalis tidak menjadi aktor tunggal melainkan ada lawan yang terus menerus mengkritisinya. Hanya perlu adanya perubahan pemahaman kiri bukan lagi sepenuhnya seperti ide yang dilontarkan olah Marx, sebab Marx akhirrya menjadikan negara yang mengatur segalanya. Impian kaum kiri adalah kesejahteraan bersama dan kesetaraan. Kekayaan harus menjadi milik rakyat banyak bukan milik segelintir orang saja. Tapi bila kekayaan dimiliki dan diatur oleh negara maka peluang sistem ekonomi neoliberalisme tetap ada, sebab negara pun akan dapat dibeli oleh kaum kapitalis.

Baca Juga Yang Ini:

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Terakhir :

Post Kota Ngawi :

 

Bocah Mbelis Paking Design by Oca © 2012

Bocah Mbelis Dolalak (Tarian Khas Purworejo)<a href='http://bocah-mbelis.blogspot.com/2012/04/dolalak-tarian-khas-purworejo.html'></a>